Snapped by : Laila
Wedding parties or 'undangan/kondangan/kawinan' celebrate not only the love birds into marriage, but also your skills in presenting yourself as a guest.
I believe we all know how tricky wedding parties can be: should I look loose, happy, and beautiful? Or should I look formal, polished, and sophisticated?
And when you arrive at the party, you'd ask yourself: do I look black tie-ish or disastrous prom-ish? Am I wearing too much accessories? Are my shoes too shiny? Am I too blingy?
The eternal questions continue whirling until you step out of the venue, take off your heels (for ladies) or silk batik or suits (for males), breathe heavily, and say "damn it, I could've looked better".
----
Pesta pernikahan atau 'undangan/kondangan/kawinan' tidak hanya merayakan perkawinan sepasang manusia, tapi juga kemampuan kita, sebagai tamu, untuk 'tampil'.
Saya yakin kita semua tahu kalau sedang siap-siap berpakaian untuk pesta pernikahan, pertanyaan di kepala ada bermacam-macam, minimal: harus tampil santai tapi cantik atau rapih dan formal?
Dan ketika tiba di pesta, kita bertanya-tanya kepada diri sendiri: terlalu resmikah gue? Atau malah norak? Atau kebanyakan pake aksesoris? Atau jangan-jangan sepatu gue terlalu heboh? Atau gue pakai perhiasan terlalu banyak?
Dan pertanyaan terus bermunculan sampai akhirnya kita melangkah keluar dari pesta pernikahan itu, melepaskan sepatu hak tinggi (yang sangat menyakitkan, ya, ibu-ibu, mbak-mbak) atau mungkin batik sutera atau jas (yang suwer bikin gerah untuk para bapak-bapak dan mas-mas sekalian), lalu kemudian menghela nafas berat dan berujar "sial, harusnya gue bisa kelihatan lebih keren lagi".
(Annisa)
No comments:
Post a Comment