Pictures and words by: Annisa
It was almost always impossible for most Indonesians to imagine batik on summer dresses, let alone bikini tops. But Edward Hutabarat did. Batik has always been erroneously linked with formal attire, and even the current movement of ‘casual’ batik is only ‘casual’ for office wear. And along came “Part One Edward Hutabarat: Reflection” collection.
It kicked out stereotypical design of batik out of its sacred sanctum.
Hutabarat’s premise was simple: elegant batik summer dresses to remind people of Indonesia’s beautiful beaches. That our year long summer is a reminder of how the beautiful patterns of batik, Indonesia's traditional heritage, should be put on modern, marketable designs.
If Dries Van Noten can assure their clients of the same thing, why can't we?
The models presented one hundred looks, each could be interpreted for casual dresses (short, fun colors), street look (Hutabarat had hoodies made out of patchwork of batik), summer holidays (batik bikini, you can't beat that), or even black-tie events and parties (the last ten models walked out with magnificent monochromatic dresses).
So we think it's cool to agree with Hutabarat's words: "it's the new decade of batik"
Sulit sekali, biasanya, buat orang Indonesia untuk membayangkan batik dengan potongan summer dress yang terbuka, apalagi bikini. Entah kenapa batik selalu dihubungkan dengan segala sesuatu yang formal. Tren batik untuk dipakai sehari-hari pun biasanya terbatas hanya sebagai atasan atau kemeja ‘kasual’ di kantor. Tetapi, desainer kenamaan Edward Hutabarat menantang semua keterbatasan pemikiran kita dengan koleksi terbarunya, “Part One Edward Hutabarat: Reflection”.
Yang ditawarkan oleh Edo, panggilan akrab dari sang desainer, tidaklah rumit: menggunakan batik, warisan budaya Indonesia, ke dalam berbagai desain pakaian yang bisa mengingatkan kita semua tentang indahnya alam negeri ini. Dan itulah yang menjadi landasan untuk membuat potongan yang modern dan menjual.
Ya, mungkin sudah saatnya kita melakukan apa yang sudah lama ditekuni oleh Dries Van Noten, desainer kenamaan dunia, yang seringkali menggunakan berbagai kain tradisional Indonesia dalam koleksinya.
Seratus koleksi yang diperagakan para model menyajikan pakaian untuk berbagai kesempatan: kasual (dengan warna cerah dan potongan pendek), street look (jaket dengan hoodies yang terbuat dari potongan-potongan kecil berbagai motif batik), liburan musim panas (bikini dengan motif batik), atau bahkan untuk berbagai acara resmi (berbagai gaun formal monokromatis yang diperagakan paling akhir).
Rancangan dalam koleksi ini menggunakan batik pesisir Pekalongan, Madura dan Cirebon.
Dan, mengikuti perkataan Edward Hutabarat: sebuah dekade baru bagi batik baru saja dimulai.
No comments:
Post a Comment